Home
Capacity Building Jurnalis Di Surabaya, Bank Indonesia NTT Perkuat Profesionalisme Berita Berbasis Data Serta Edukasi Museum BI "De Javasche Bank" Dan Sejarah Rupiah

KupangKota.com, NTT - Surabaya Jawa Timur, Kegiatan Capacity Building dengan tema “Membangun Narasi Kredibel dan Memikat dengan Jurnalisme Berbasis Data dan Kebijakan Terkini” digelar pada 25–27 September 2025 di Aula Hotel The Four Points By Sheraton, Tunjungan Plaza, Surabaya. Acara ini diikuti oleh 24 jurnalis dari berbagai platform, mulai dari media cetak, media elektronik, hingga media online dengan seleksi dan penilaian ketat dari internal BI NTT. Kegiatan Media Gathering Bank Indonesia (BI) NTT ini bertujuan memperkuat kapasitas insan pers dalam membangun narasi jurnalistik yang akurat, berimbang, sekaligus menarik di tengah arus deras informasi publik.
Pembukaan acara dilakukan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bapak Rio Khasananda. Kehadiran BI dalam kegiatan Media Gathering 2025 ini menunjukkan komitmen lembaga otoritas moneter untuk mendukung media jurnalis dalam menyajikan informasi yang berbasis data dan kebijakan terkini. Dengan demikian, berita yang tersaji ke publik tidak hanya informatif, tetapi juga mampu menjadi acuan pengambilan keputusan masyarakat.
Deputi Kepala Bank Indonesia NTT Rio Khasananda menyampaikan di dalam pelaksanaan Capacity Building Mitra Media BI Provinsi NTT tahun 2025 yang mengusung tema “Membangun Narasi Kredibel dan Memikat dengan Jurnalisme Berbasis Data dan Kebijakan Terkini” ini, terdapat 3 (tiga) tujuan yang dapat ditekankan , Pertama, seluruh rangkaian kegiatan bersifat edukatif, memberikan pengetahuan, ilmu, dan pengalaman yang menunjang aktivitas rekan-rekan media Provinsi NTT. Kegiatan kemarin kita awali dengan pelatihan penulisan dan fotografi dalam pembuatan konten jurnalis, hal ini sangat penting di era digital dengan dominasi demografi Gen Y dan Gen Z. Konten jurnalis dituntut untuk lebih memikat, mengikuti tren, dan memuat memori kolektif dengan tetap mengedepankan kredibilitas berdasarkan data / informasi faktual, ungkap Rio.
Kedua, kegiatan edukatif ini juga memberikan dampak dan manfaat kepada Provinsi NTT, melalui sinergi media dan berbagai pihak dalam menghasilkan suatu narasi yang konstruktif. Setiap pembelajaran dan beberapa lesson learned dapat menjadi referensi yang baik bagi Provinsi NTT. Hal ini tentunya sejalan dengan implementasi bauran kebijakan Bank Indonesia di daerah, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjaga stabilitas inflasi, dan mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran, pungkas Rio Khasananda.
Ketiga, mari memperkuat sinergi dan kolaborasi, serta mengakrabkan diri satu sama lain. Kehadiran rekan-rekan media sangat penting dalam mendukung dan mengawal berbagai hal baik yang diinisiasi oleh pemangku kebijakan. Rekan-rekan media adalah garda terdepan dalam jejaring komunikasi di berbagai level dan kanal. Tidak ada kondisi sosial-ekonomi yang sempurna dan utopis, tapi semangat gotong royong dan sikap optimis tentu menjadi suatu hal yang harus terus kita kuatkan Bersama.
Hari pertama Media Gathering Bank Indonesia NTT di Surabaya, 25 September 2025, ini menghadirkan narasumber yaitu Moses Parlindungan Ompusunggu,SH,MA, seorang profesional di bidang perfilman, antropologi, jurnalisme, dan kajian visual. Moses memiliki rekam jejak panjang, mulai dari jurnalis di The Jakarta Post dan Agence France Presse, hingga pendiri agensi etnografi visual Atmakanta. Ia juga terlibat aktif dalam proyek Pantau Hoaks serta menempuh pendidikan internasional di bidang film dokumenter dan etnografi. Kredibilitasnya memberi bobot kuat dalam memberikan wawasan kepada para peserta.
Materi yang disampaikan Moses berfokus pada “Visualisasi Fakta dan Fenomena dalam Reportase". Ia menekankan bahwa fakta merupakan kenyataan yang dapat diverifikasi, sementara fenomena adalah gejala atau peristiwa yang dapat ditangkap pancaindra dan dijelaskan secara ilmiah. Bagi jurnalis, kemampuan membedakan dan menyajikan keduanya menjadi kunci dalam menghadirkan reportase yang berimbang.
Visualisasi dipahami sebagai cara mengungkapkan gagasan melalui media gambar, video, grafik, maupun peta. Dalam praktiknya, visualisasi berfungsi melengkapi tulisan, menggambarkan situasi lapangan, serta memudahkan publik memahami data yang kompleks. Selain itu, visualisasi juga berperan dalam membangun percakapan publik, menyalurkan kreativitas, dan memperkuat daya tarik sebuah liputan.
Proses kerja media visual dibagi ke dalam tiga tahap: praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Praproduksi meliputi riset, diskusi dengan redaksi, penyusunan anggaran, hingga perizinan lokasi. Tahap produksi menekankan pentingnya fokus tujuan liputan, menjaga etika sosial, serta kesiapan teknis di lapangan. Sementara itu, pascaproduksi mencakup pengumpulan data, diskusi strategi penyajian, penyuntingan, hingga koordinasi dengan tim redaksi.
Moses juga membagikan tips teknis, termasuk penggunaan kamera ponsel yang kini menjadi perangkat penting dalam jurnalisme lapangan. Ia menekankan pentingnya kedekatan dengan objek, pencahayaan yang baik, fokus gambar, serta kesiapan baterai dan memori. Etika seperti persetujuan subjek dan lokasi tetap menjadi aspek utama agar hasil reportase kredibel.
Dari sudut pandang etika dan profesionalisme, narasumber menekankan bahwa jurnalisme berbasis visual membutuhkan lebih dari sekadar keterampilan teknis. Kreativitas, empati, wawasan luas, pemikiran kritis, serta kemampuan berjejaring adalah bahan pendukung yang membentuk kualitas jurnalis dalam menyampaikan informasi yang dapat dipercaya.
Kegiatan Media Gathering Capacity Building jurnalisme berbasis data di Surabaya menekankan pentingnya membangun narasi berita yang kredibel dan memikat dengan dukungan visualisasi data dan fenomena. Narasumber Moses Ompusunggu menegaskan peran visual dalam memperjelas fakta, mendukung narasi, serta memperkuat komunikasi publik. Proses kerja jurnalisme visual harus melalui tahapan praproduksi, produksi, hingga pascaproduksi, dengan mengedepankan etika, kreativitas, dan profesionalisme. Dengan pembekalan ini, jurnalis diharapkan mampu menyajikan informasi yang lebih akurat, bermakna, dan relevan bagi masyarakat.
Hari pertama Media Gathering Bank Indonesia NTT di Surabaya, 25 September 2025, Narasumber kedua dengan pelatihan bertajuk “Menulis Artikel Ekonomi Populer” yang dibawakan oleh Muhammad Fajar Martha, wartawan harian Kompas. Dalam paparannya, ia menyoroti stigma berita ekonomi yang kerap dianggap membosankan, penuh angka, dan sulit dipahami oleh masyarakat awam. Menurutnya, tantangan utama jurnalis adalah bagaimana menyajikan berita ekonomi dengan bahasa yang sederhana, menarik, dan relevan bagi pembaca.
Baca Juga : Kumpulan Berita dan Informasi di Kupang dan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Muhammad Fajar menjabarkan enam prinsip dasar agar berita ekonomi bisa lebih memikat publik. Prinsip itu meliputi pemberian perspektif, penjelasan istilah dan singkatan, penyajian angka melalui grafis, memberi makna pada data, menjelaskan sebab-akibat, dan mengaitkan isu ekonomi dengan masyarakat sebagai pengguna akhir (end user). Dengan pendekatan ini, berita ekonomi tidak hanya berhenti pada data, melainkan menghadirkan narasi yang hidup dan dekat dengan keseharian.
Selain prinsip, ia juga mengingatkan kesalahan-kesalahan yang kerap terjadi dalam penulisan berita ekonomi. Di antaranya kekeliruan penggunaan persen, persen poin, dan basis poin; tidak mengonversi nilai valuta asing ke rupiah; perbedaan makna antara “pertumbuhan turun” dengan “melambat”; serta penggunaan desimal dan komparasi yang keliru. Kesalahan lain yang sering muncul adalah misinterpretasi data akibat tidak memperhatikan konteks maupun tren. Menurutnya, akurasi mutlak diperlukan agar berita ekonomi tidak menyesatkan publik.
Fajar juga menegaskan pentingnya menjaga nada berita agar tetap konstruktif. Berita ekonomi yang terlalu sensasional dapat memicu kepanikan dan mengganggu stabilitas pasar. Sebaliknya, jurnalisme ekonomi harus informatif, berbasis fakta, dan berfungsi sebagai panduan bagi masyarakat dan pelaku usaha. Dengan pendekatan ini, media dapat memainkan peran penting dalam menjaga iklim ekonomi yang kondusif.
Media Gathering Bank Indonesia BI NTT dan Peningkatan Kapasitas insan jurnalis media ini merefleksikan arah baru dalam praktik jurnalistik Indonesia, yakni pergeseran dari sekadar pelaporan ke jurnalisme berbasis data dan visual. Kehadiran Bank Indonesia NTT menunjukkan bahwa institusi strategis mulai menaruh perhatian besar pada kualitas penyampaian informasi publik. Dengan bekal keterampilan visualisasi fakta dan fenomena, jurnalis tidak hanya menjadi penyampai berita, tetapi juga agen literasi informasi yang mampu mengurai data kebijakan menjadi narasi yang mudah dipahami masyarakat. Dalam konteks maraknya disinformasi, kemampuan ini menjadi benteng penting untuk menjaga ruang publik tetap sehat, akurat, dan kredibel.
Jejak-Jejak Sejarah Bank Indonesia dan Jejak Kepemimpinan Gubernur BI serta Rumah Lahir Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan dan Presiden RI Pertama
Pada hari kedua, 26 September 2025, peserta media gathering BI NTT mengunjungi Gedung bersejarah De Javasche Bank (DJB), yang kini difungsikan sebagai Museum Bank Indonesia di Surabaya. Berdasarkan Penjelasan Pengelola Gedung De Javasche Bank Risky Jayanto mengatakan, Bangunan Gedung bergaya Neo-Renaissance ini memiliki sejarah panjang sejak berdiri pada 14 September 1829. Setelah dinasionalisasi pada 1951, DJB menjadi kantor Bank Indonesia hingga 1972, lalu ditetapkan sebagai cagar budaya pada 2012. Kini, museum tersebut menyimpan koleksi berharga mulai dari Oeang Republik Indonesia (ORI), emas batangan, hingga perjalanan Rupiah sebagai mata uang resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Di museum Bank Indonesia atau De Javasche Bank , peserta Media Gathering BI NTT juga mengapresiasi kontribusi tokoh-tokoh pemimpin perbankan Gubernur Bank Indonesia, bahkan yang membuat kagum ada Putra dari Pulau Rote Provinsi Nusa Tenggara Timur juga pernah menjadi Gubernur Bank Indonesia. Bangga Putra NTT tercatat di Gedung De Javasche Bank, yaitu Gubernur Bank Indonesia (BI) Periode 1988-1993, Prof. Dr. Adrianus Mooy,M.Sc.,Ph.D, yang Lahir, 10 April 1936 (umur 89) Lotelutun, Oelasin, Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Inilah kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap putra asli daerah NTT, Prof. Dr. Adrianus Mooy, yang menjabat Gubernur Bank Indonesia periode 1988–1993 dengan Kontribusi putra NTT dalam perbankan di Indonesia di masa Kepemimpinan Presiden RI Soeharto. Silsilah sejarah kepemimpinan Bank Indonesia dari masa ke masa memperkaya wawasan jurnalis mengenai perjalanan sejarah Bank Indonesia, lahirnya uang Rupiah dengan berbagai koleksi mata uang berbagai edisi hingga moneter Indonesia.
Kegiatan berlanjut dengan pemaparan narasumber dari Ekonom Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, yaitu Bapak Muhammad Hanif Rahmadyasa dengan topik materi "Edukasi Sinergi Stabilisasi Harga dengan Penguatan Profitas Pertanian di Provinsi Jawa Timur." Dan Narasumber kedua Ekonom Senior Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ibu Ardina Ayu Dwiratna yang membawakan topik "Edukasi Perkembangan Sistem Pembayaran Digital Terkini dan QRIS".
Pada sore hari, peserta diajak berkunjung ke Kampung Heritage Peneleh dan Pandean, lokasi rumah kelahiran Bung Karno. Selain itu rombongan Media Mitra BI NTT juga menyusuri rumah HOS Cokroaminoto, beberapa makam peninggalan Belanda, Di sana, jurnalis diajak menelusuri jejak sejarah nasional, termasuk sumur Jobong peninggalan era Majapahit yang bernilai arkeologis tinggi.
Kunjungan Wisata Ke Desa Peneleh , dan Pandean. Kampung Heritage Peneleh yang berlokasi di Desa Peneleh adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Genteng, Kota Surabaya. Jejak-Jejak Sejarah banyak ditemukan di Desa Peneleh dan Desa Pandean. Jalan Peneleh Gang Pandean IV, yang merupakan lokasi rumah kelahiran Bung Karno, berada di Kecamatan Genteng Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Berkunjung ke Rumah Lahir Bung Karno, dan melihat tempat lahir serta masuk ke dalam ruangan kamar Koesno dilahirkan merupakan pengalaman nilai historis yang menakjubkan. Menurut penjelasan pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari Kampung Heritage Peneleh (IG : @Kampungheritagepeneleh) , mengatakan Koesno adalah nama kecil Soekarno sebelum berganti nama, karena Koesno sering sakit, sehingga dilakukan ruwatan dan doa selametan dalam pergantian nama, dan dipilihnya nama Karna (Karno) diambil dari tokoh Pewayangan Mahabharata , yang merupakan Kakak dari Panca Pandawa.

Pasangan Raden Soekeni Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai Srimben di Singaraja melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Raden Soekarmini, Singaraja Bali pada 29 Maret 1898. Kemudian pada periode tahun 1898-1901 Mereka bertiga pindah rumah kontrakan ke Desa Peneleh Kota Surabaya. Dipilihnya rumah kontrak wilayah peneleh karena pada masa itu merupakan kampung dengan berbagai etnis suku jawa, etnis suku bali, etnis suku tionghoa dan berbagai macam etnis tinggal di wilayah Peneleh.
Rumah Lahir Bung Karno, jejak sejarah saat itu Ayahnya Soekarno yaitu Raden Soekeni Sosrodihardjo bersama Ibunya Soekarno yaitu Ida Ayu Nyoman Rai Srimben serta Kakak Soekarno yaitu Raden Soekarmini, mereka bertiga di tahun 1898-1901, mengontrak di Rumah bernomor 40, Desa Peneleh. Di Tempat inilah lahir seorang anak kedua, adiknya Soekarmini yaitu Koesno Sosrodihardjolahir di Peneleh, Surabaya pada 6 Juni 1901, jam subuh pagi hari menjelang Sinar Surya Matahari (Fajar) terbit.
Dan di Kamar Koesno dilahirkan juga terdapat jendela yang tembus sinar matahari tepat di kamar itulah Ibu Ida Ayu Nyoman Rai melahirkan Koesno yang tanpa dibantu bidan atau mantri saat itu pagi hari hanya tetangga sekitar yang menolong persalinan kelahiran pada 6 Juni 1901.
Rumah Bung Karno di Desa Peneleh, berasal dari kata Pinilih berarti Yang Terpilih. Kemudian berjarak puluhan meter dari rumah lahir tersebut terdapat sumur Jobong, atau sumur yang sudah berusia dari jaman Kerajaan Majapahit. Hal ini juga membuat banyak peneliti budayawan dan arkeolog menelusuri berbagai benda purbakala dan ditemukan beberapa batu bata kuno, pasu, gerabah/tembikar, periuk, wajan, keramik, dan juga tulang belulang dari kerbau, sapi, rusa, kambing dan hewan unggas. ditemukan juga Tulang manusia terdiri dari 1 berjenis kelamin laki-laki, 3 tulang berjenis kelamin perempuan, dan 1 tulang bayi berumur 2 bulan setelah kelahiran.
Setelah ditelusuri dan uji Karbon melalui Museum Etnografi dan Pusat kajian kematian di Universitas Airlangga Kota Surabaya dan University Australia ditemukan bahwa penemuan Sumur Jobong berusia periode waktu 1430-1608 Masehi, dan 1640 M.
Berdasarkan jejak sejarah, Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 Masehi dan runtuh pada tahun 1527 Masehi. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya setelah mengalahkan pemberontakan Jayakatwang yang mengakhiri Kerajaan Singasari. Adapun Periode Kerajaan Majapahit, masa Pendirian: 1293 Masehi, oleh Raden Wijaya. Dan Masa Kejayaan antara tahun 1350 hingga 1389, di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.
Keterangan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur juga mengungkapkan Berdasarkan hasil Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dari Trowulan-Jatim, saat melakukan peninjauan langsung dilokasi temuan yaitu mengukur Sumur Jobong yang merupakan sumur kuno bahkan sangat tua, mengidentifikaksi temuan frangmen yang ada di dalam sumur serta mengambil foto. Dari pengamatan awal, peneliti sepakat bahwa sumur tua yang ditemukan warga itu mirip dengan jobong atau sumur di era Kerajaan Majapahit. Hal tersebut didukung dengan fungsi dari sumur jobong yaitu, selain berfungsi sebagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari, juga digunakan untuk ritual keagamaan dan pertanian dalam skala kecil, misalnya untuk menyirami tanaman ketika kemarau.
Selain wisata sejarah, rombongan juga belajar langsung seni tradisional seperti pembuatan wayang kulit dari bahan alami kulit kerbau bersama Mas Danar Dwi Putra (IG : @danarwayang) dan edukasi Keris senjata tradisional Jawa, dan kemudian praktek pewarnaan kain batik tulis khas Jawa Timur bersama Ibunya Mas Danar. Rangkaian kegiatan Media Gathering Bank Indonesia NTT di Kota Surabaya ini memperkaya pengetahuan peserta tidak hanya tentang ekonomi, tetapi juga budaya, sejarah, dan identitas bangsa.(Guntara)
Editor : RyGuN
Sumber Foto : Kupangkota.com dan Humas BI NTT

Baca Juga : Bank Indonesia sosialisasi Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun (UPK75)
Baca Juga : Kumpulan Berita dan Informasi di Kupang dan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
- Details
- Written by Admin
- Category: Berita
- Published: 26 September 2025
- Hits: 190
Pinilih "Yang Terpilih" Menguak Jejak Sejarah Rumah Lahir Soekarno Di Desa Peneleh Surabaya Dan Peradaban Sumur Jobong Masa Kerajaan Majapahit

Kupangkota.com - NTT-Jawa Timur, Desa Peneleh, kota Surabaya, dikenal sebagai kawasan heritage kampung wisata yang sarat dengan jejak sejarah bangsa. Di kelurahan peneleh dan pandean yang berada di Kecamatan Genteng ini berdiri Rumah Kelahiran Bung Karno, Proklamator sekaligus Presiden Pertama Republik Indonesia. Kemudian juga terdapat rumah HOS Cokroaminoto, dan berbagai makam peninggalan jaman Belanda.
Rumah Lahir Bung Karno, sebagai Saksi dan Jejak Sejarah.
Pasangan Raden Soekeni Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai Srimben sebelumnya tinggal di Bali dan melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Raden Soekarmini, Singaraja Bali pada 29 Maret 1898. Kemudian pada periode tahun 1898-1901 Mereka bertiga pindah rumah kontrakan ke Desa Peneleh Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur. Dipilihnya rumah kontrakan wilayah peneleh karena pada masa itu merupakan kampung dengan berbagai etnis suku jawa, etnis suku bali, etnis suku tionghoa dan berbagai macam etnis tinggal di wilayah Peneleh.
Saat itu Ayahnya Soekarno yaitu Raden Soekeni Sosrodihardjo bersama Ibunya Soekarno yaitu Ida Ayu Nyoman Rai Srimben serta Kakak Soekarno yaitu Raden Soekarmini, mereka bertiga di tahun 1898-1901, mengontrak di Rumah bernomor 40, Desa Peneleh. Di Tempat inilah lahir seorang anak kedua, adiknya Soekarmini yaitu Koesno Sosrodihardjo, lahir di Peneleh, Surabaya pada 6 Juni 1901, pada waktu jam subuh pagi hari menjelang Sinar Surya Matahari (Fajar) terbit. Dan di Kamar Koesno dilahirkan juga terdapat jendela yang tembus sinar matahari, tepat di kamar itulah Ibu Ida Ayu Nyoman Rai Srimben melahirkan Koesno yang tanpa dibantu bidan atau mantri saat itu pagi hari hanya tetangga sekitar yang menolong persalinan kelahiran pada 6 Juni 1901.

Rumah Lahir Bung Karno, Desa Peneleh, Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur, dan Sumur Jobong Era Kerajaan Majapahit. (sumber Foto : Rygun / Kupangkota.com , 26 September 2025)
Putra Sang Fajar, Kelahiran Soekarno terjadi tanpa bantuan tenaga medis atau mantri saat itu Tahun 1901, hanya ditolong para tetangga, dengan tepat cahaya matahari pagi masuk langsung dari jendela kamar tempat beliau dilahirkan. Soekarno juga mengenang perkataan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, "Anakku, engkau sedang memandangi matahari terbit. Dan engkau, anakku kelak akan menjadi orang yang mulia, pemimpin besar dari rakyatmu, karena ibu melahirkanmu disaat fajar (sinar surya) menyingsing terbitnya Matahari. Jangan sekali-kali lupakan, Nak, bahwa engkau ini Putra Sang Fajar."
Berdasarkan wawancara singkat media kupangkota.com secara langsung bersama pengurus kelompok sadar wisata / pokdarwis (IG:kampungheritagepeneleh) di dalam tradisi ritual Kejawen bahwa Angka 4 itu sangat berkaitan erat dengan ajaran Sadulur Papat atau Kanda Pat. Bahkan Ayahnya Soekarno yaitu Raden Soekeni Sosrodihardjo yang berasal dari Kesultanan Kediri juga penekun Spiritualitas Jawa. Rumah Lahir Bung Karno berlokasi di rumah kontrakan sederhana di Jalan Pandean IV nomor 40 inilah Koesno Sosrodihardjo, yang kelak berganti nama menjadi Soekarno, lahir pada 6 Juni 1901. Dan saat memasuki kamar Koesno dilahirkan, sensasi merinding pun mulai dirasakan. Bahkan konon Ari-Ari sesuai ajaran kejawen juga langsung dikuburkan di halaman rumah ini. Koesno adalah nama kecil Soekarno, sebelum berganti nama, karena Koesno sering sakit, sehingga dilakukan ruwatan dan doa selametan dalam pergantian nama, dan dipilihnya nama Karna / “Karno” dipilih oleh Kedua orang tua diambil dari tokoh Pewayangan Mahabharata , "Karna" yang merupakan Kakak dari Panca Pandawa.
Keputusan Raden Soekeni Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai Srimben untuk menetap di Peneleh pada akhir abad ke-19 tidak lepas dari karakter kawasan tersebut sebagai kampung multietnis. Kala itu, masyarakat Peneleh dihuni oleh berbagai suku, mulai dari Jawa, Bali, hingga Tionghoa, yang hidup berdampingan. Rumah inilah yang menjadi saksi lahirnya sosok pemimpin besar bangsa yang kemudian memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Rumah lahir Bung Karno di Desa Peneleh, berasal dari kata Pinilih berarti Yang Terpilih. Kemudian berjarak puluhan meter dari rumah lahir tersebut terdapat sumur Jobong, atau sumur yang sudah berusia dari jaman Kerajaan Majapahit. Hal ini juga membuat banyak peneliti budayawan dan arkeolog menelusuri berbagai benda purbakala dan ditemukan beberapa batu bata kuno, pasu, gerabah/tembikar, periuk, wajan, keramik, dan juga tulang belulang dari kerbau, sapi, rusa, kambing dan hewan unggas. ditemukan juga Tulang manusia terdiri dari 1 berjenis kelamin laki-laki, 3 tulang berjenis kelamin perempuan, dan 1 tulang bayi berumur 2 bulan setelah kelahiran.
Setelah ditelusuri dan uji Karbon melalui Museum Etnografi dan Pusat kajian kematian di Universitas Airlangga Kota Surabaya dan University Australia ditemukan bahwa penemuan Sumur Jobong berusia periode waktu 1430-1608 Masehi, dan 1640 Masehi.


Berdasarkan jejak sejarah, Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 Masehi dan runtuh pada tahun 1527 Masehi. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya setelah mengalahkan pemberontakan Jayakatwang yang mengakhiri Kerajaan Singasari. Adapun Periode Kerajaan Majapahit masa Pendirian 1293 Masehi, oleh Raden Wijaya. Masa Kejayaan antara tahun 1350 hingga 1389, di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.
Baca Juga : Kumpulan Berita dan Informasi di Kupang dan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Sumur Kuno era Majapahit berdasarkan keterangan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur juga mengungkapkan saat melakukan peninjauan langsung dilokasi temuan yaitu mengukur Sumur Jobong yang merupakan sumur kuno bahkan sangat tua, mengidentifikaksi temuan frangmen yang ada di dalam sumur serta mengambil foto. Dari pengamatan awal, peneliti sepakat bahwa sumur tua yang ditemukan warga itu mirip dengan jobong atau sumur di era Kerajaan Majapahit. Hal tersebut didukung dengan fungsi dari sumur jobong yaitu, selain berfungsi sebagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari, juga digunakan untuk ritual keagamaan dan pertanian dalam skala kecil, misalnya untuk menyirami tanaman ketika kemarau. Temuan tulang manusia dan hewan menguatkan dugaan bahwa kawasan Desa Peneleh ini merupakan bagian dari pusat pemukiman dan aktivitas peradaban di masa lalu. Bahkan, penelitian DNA menunjukkan kemiripan hingga 97 persen antara tulang manusia yang ditemukan dengan warga asli Peneleh yang telah berumur lanjut usia (lansia) saat ini.



Sumur kuno ini pertama kali ditemukan warga pada 2018, dengan struktur terbuat dari terakota, kedalaman sekitar 2 meter, dan diameter 63 sentimeter. Penemuan Sumur Jobong ini mengejutkan karena di sekitarnya ditemukan pula fragmen bata kuno, keramik, gerabah, tulang hewan, serta rangka manusia yang diperkirakan berasal dari abad ke-14 hingga 16 Masehi. Uji karbon dan penelitian arkeologi oleh Universitas Airlangga, peneliti Australia, serta BPCB Trowulan, menegaskan bahwa sumur tersebut merupakan peninggalan Majapahit.

Keberadaan Sumur Jobong menambah daftar panjang peninggalan sejarah di kawasan Peneleh. Selain rumah Bung Karno, di sini juga terdapat Masjid Jami’ Peneleh yang diyakini terkait dakwah Sunan Ampel, serta Prasasti Canggu bertarikh 1358 Masehi. Semua temuan ini menegaskan Peneleh sebagai kawasan bersejarah yang memainkan peran penting sejak masa Majapahit hingga era pergerakan nasional.(Guntara)
Editor : Rygun
Sumber Foto : Kupangkota.com
Baca Juga : Bank Indonesia sosialisasi Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun (UPK75)
Baca Juga : Kumpulan Berita dan Informasi di Kupang dan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
- Details
- Written by Admin
- Category: Berita
- Published: 26 September 2025
- Hits: 129
Jaksa Agung RI ST Burhanuddin Kunjungan Kerja Perdana Di NTT Disambut Gubernur NTT Dan Forkompinda Dalam Momentum Perkuat Pembangunan Daerah

Jaksa Agung RI ST.Burhanuddin di Airport El Tari Kupang NTT, 24 September 2025. Foto Sumber : InstaGram Melki Laka Lena, Kolase Foto Kupangkota.com
KupangKota.com - NTT, Kejaksaan Agung RI melakukan kunjungan kerja perdana ke NTT pada Rabu 24 September 2025. Kedatangan Jaksa Agung Republik Indonesia Bapak Prof.Dr.H.Sanitiar Burhanuddin,S.H., M.M., di Bandara Internasional El Tari Kupang disambut langsung oleh Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena,S.Si.,Apt, bersama Forkopimda NTT. Dalam penyambutan Jaksa Agung RI ST Burhanuddin di Airport El Tari Kupang , turut hadir Kepala Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur, Bapak Zet Tadung Allo, S.H., M.H bersama jajaran TNI-Polri, termasuk Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Hendro Cahyono, kemudian bersama pejabat tinggi lainnya seperti KAPOLDA NTT Irjen Pol.Dr.RudiDarmoko,S.I.K.,M.Si, Komandan Kodaeral VII (DanKodaeral) Laksamana Muda TNI Joni Sudianto,CHRMP.,M.Tr.Opsla, serta Komandan Lanud (Danlanud) El Tari, Marsekal Pertama TNI Somad,S.I.P.


Agenda kunjungan meliputi pertemuan dengan jajaran Kejaksaan Tinggi / Kejati NTT di Kupang serta kunjungan kerja ke Kejaksaan Negeri / Kejari Labuan Bajo pada keesokan harinya. Kehadiran Jaksa Agung RI ST Burhanuddin diharapkan memberi masukan penting untuk mendukung pembangunan di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kehadiran orang nomor satu di Korps Adhyaksa ini mendapat sambutan langsung dari Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Rombongan Jaksa Agung tiba melalui Bandara VIP El Tari Kupang pada Siang Hari. Setibanya di lokasi, Jaksa Agung RI ST Burhanuddin disambut secara resmi oleh Pemerintah Daerah Provinsi NTT, lengkap dengan jamuan penyambutan serta tarian adat khas daerah.


Gubernur NTT Bapak Emanuel Melkiades Laka Lena menyampaikan apresiasi atas kunjungan Jaksa Agung RI ST Burhanuddin di Bumi Flobamorata ini. Ia menilai, kehadiran Jaksa Agung di tengah padatnya agenda kerja nasional merupakan bentuk perhatian terhadap NTT. Gubernur NTT Melki berharap momentum ini dapat membawa masukan penting bagi penguatan pembangunan daerah.
Usai penyambutan, Jaksa Agung RI ST Burhanuddin melanjutkan agenda ke Kantor Kejaksaan Tinggi NTT. Di sana, ia kembali disambut hangat melalui prosesi adat, termasuk pengalungan kain tenun dari pulau Sumba NTT. Seluruh Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) NTT, para asisten, serta pegawai Kejati turut hadir dalam acara penyambutan resmi.

Kunjungan ini tercatat sebagai lawatan perdana Jaksa Agung RI ST Burhanuddin ke NTT sejak menjabat sebagai Jaksa Agung RI. Selain bertemu jajaran Kejari dan Kejati NTT, agenda utama Jaksa Agung RI dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 25 September 2025 kunjungan kerja dan perjalanan ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat NTT.(RyGuN)
Editor : Guntara
Sumber foto : istimewa, Pemda Prov.NTT dan InstaGram Melki Laka Lena
Baca Juga : Sinergi Pemprov dan TNI AU, Gubernur NTT Melki Terima Kunjungan Pangkorpasgat TNI AU Marsdya TNI Deni Muis di Kupang
Baca Juga : Kumpulan Berita dan Informasi di Kupang dan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Baca Juga : Bank Indonesia NTT Angkat Potensi Dan Daya Saing UMKM NTT Di Ajang Nasional Karya Kreatif Indonesia 2025
- Details
- Written by Admin
- Category: Berita
- Published: 24 September 2025
- Hits: 84
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Memutuskan Kebijakan Suku Bunga BI Rate Turun ke 4,75% Kuartal III September 2025 Perkuat Sinergi Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Digitalisasi untuk Stabilitas Ekonomi Nasional

Kupangkota.com, NTT - Jakarta, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16 dan 17 September 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga dipangkas 50 basis poin menjadi 3,75%, dan Lending Facility turun 25 basis poin menjadi 5,50%. Keputusan ini diambil guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dengan tetap menjaga inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2025–2026 serta memastikan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai fundamental.
Untuk memperkuat transmisi kebijakan, Bank Indonesia mengarahkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran secara sinergis. Langkah yang ditempuh antara lain memperkuat operasi moneter pro-market, meningkatkan likuiditas melalui penurunan instrumen SRBI, serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. BI juga mengoptimalkan peran dealer utama dalam transaksi SRBI dan repo pasar.
Stabilisasi nilai tukar Rupiah dijalankan lewat intervensi di pasar domestik maupun luar negeri melalui transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Non-Deliverable Forward (NDF). Intervensi ini dipadukan dengan pembelian SBN guna menjaga stabilitas pasar keuangan. Di sisi lain, BI juga memperkuat transparansi publikasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), memperluas kerja sama QRIS Antarnegara, hingga mendorong transaksi dengan mata uang lokal bersama mitra internasional.
Kondisi global turut menjadi pertimbangan utama. Perlambatan ekonomi dunia akibat ketidakpastian kebijakan tarif Amerika Serikat menekan kinerja perdagangan global. Tiongkok, Eropa, dan Jepang menghadapi perlambatan, sementara India mencatat perbaikan terbatas berkat stimulus fiskal. Dengan tren ini, pertumbuhan global 2025 diperkirakan hanya sekitar 3,0%. Ketidakpastian global membuat modal lebih banyak mengalir ke emas ketimbang pasar negara berkembang, sehingga BI memperkuat koordinasi menjaga daya tahan ekonomi domestik.
Di dalam negeri, konsumsi rumah tangga masih lemah karena rendahnya optimisme konsumen dan keterbatasan lapangan kerja. Investasi perlu dipacu lewat percepatan program pemerintah, termasuk pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus. Sementara ekspor diperkirakan tumbuh didorong naiknya permintaan CPO ke India. BI menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan bergerak di kisaran 4,6–5,4%, didukung belanja pemerintah, stimulus fiskal, serta digitalisasi ekonomi.
Dari sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia tetap sehat. Surplus perdagangan Juli 2025 mencapai 4,2 miliar dolar AS, ditopang ekspor pertanian dan manufaktur. Cadangan devisa pada Agustus 2025 tercatat 150,7 miliar dolar AS, cukup untuk membiayai lebih dari 6 bulan impor. Defisit transaksi berjalan juga diperkirakan rendah, hanya 0,5–1,3% PDB.
Nilai tukar Rupiah relatif stabil, bahkan menguat 0,30% terhadap dolar AS hingga pertengahan September 2025. Stabilitas ini didukung kebijakan BI melalui intervensi di berbagai instrumen, peningkatan konversi devisa hasil ekspor, serta daya tarik imbal hasil Indonesia. Rupiah pun dinilai lebih stabil dibanding banyak negara berkembang.
Inflasi Agustus 2025 tercatat 2,31% (yoy), jauh di bawah batas sasaran. Inflasi inti 2,17% mencerminkan permintaan domestik yang masih moderat, sementara inflasi administered prices menurun karena harga BBM nonsubsidi dan tarif transportasi. Meski inflasi pangan sempat naik akibat kenaikan harga beras, BI yakin inflasi 2025–2026 tetap terkendali di kisaran 2,5±1%.
Kebijakan likuiditas juga diperlonggar. Hingga September 2025, insentif makroprudensial (KLM) senilai Rp384 triliun telah disalurkan ke berbagai bank, khususnya untuk sektor prioritas seperti pertanian, perumahan, perdagangan, pariwisata, UMKM, hingga proyek hijau. Tujuannya untuk mendorong kredit dan menciptakan lapangan kerja. Namun, BI menyoroti lambatnya perbankan menurunkan bunga kredit meski BI-Rate telah turun signifikan.
Kinerja sistem pembayaran digital terus tumbuh pesat. Pada Agustus 2025, transaksi digital mencapai 4,43 miliar kali, melonjak hampir 40% dibanding tahun lalu. QRIS bahkan tumbuh lebih dari 145%. Infrastruktur BI-FAST dan BI-RTGS mencatat peningkatan signifikan, mencerminkan perluasan ekosistem ekonomi digital di Indonesia. BI memastikan pasokan uang tunai tetap aman, termasuk untuk daerah 3T.
Bank Indonesia menurunkan BI Rate menjadi 4,75% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga inflasi dan stabilitas Rupiah. Sejumlah strategi ditempuh, mulai dari ekspansi likuiditas, intervensi valas, hingga akselerasi digitalisasi sistem pembayaran. Meski perekonomian global melambat, Indonesia diperkirakan tumbuh 4,6–5,4% pada 2025, ditopang sinergi kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil. Tantangan utama saat ini adalah lambatnya penurunan suku bunga perbankan dan lemahnya konsumsi masyarakat, sementara stabilitas perbankan, neraca pembayaran, inflasi, dan sistem pembayaran digital tetap terjaga kuat.
Secara keseluruhan, Bank Indonesia menegaskan akan terus menjaga keseimbangan antara mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas perekonomian nasional. Sinergi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan diperkuat untuk menghadapi ketidakpastian global dan memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid.(SP-BI/RyGuN)
Editor : Guntara
Sumber dan Foto : Siaran Pers Bank Indonesia , No.27/219/DKom
Baca Juga : Kumpulan Berita dan Informasi di Kupang dan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Baca Juga : Bank Indonesia NTT Angkat Potensi Dan Daya Saing UMKM NTT Di Ajang Nasional Karya Kreatif Indonesia 2025
- Details
- Written by Admin
- Category: Berita
- Published: 18 September 2025
- Hits: 93
Feed not found
-
PM Inggris Bubarkan Badan Kesehatan untuk Hemat Anggaran dan Tingkatkan Pelayanan
Menteri Kesehatan Inggris Wes Streeting, Kamis (13/3) mengatakan keberadaan badan Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service/NHS) Inggris England menimbulkan duplikasi pekerjaan dan terlalu fokus pada kepatuhan, daripada efisiensi penggunaan anggaran. -
WHO: Kasus Campak di Eropa Naik 2 Kali Lipat Tahun 2024, Tertinggi dalam 25 Tahun Lebih
Kasus campak di wilayah Eropa meningkat dua kali lipat tahun 2024 ke level tertinggi dalam lebih dari 25 tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF, Kamis (13/3). Mereka mendesak agar segera diambil tindakan untuk meningkatkan tingkat vaksinasi yang menurun selama pandemi COVID-19. -
Kasus Campak Meningkat di Negara-negara Bagian di Barat Daya Amerika
Kasus campak telah dilaporkan di sejumlah negara bagian termasuk Alaska, California, Georgia, Kentucky, Maryland, New Jersey, New York, Pennsylvania, dan Rhode Island. -
Sumber Vatikan: "Terlalu Dini" Bahas Kepulangan Paus
Vatikan mengatakan Paus menghabiskan malam dengan tenang di kamarnya di lantai 10 RS Gemelli dan menghabiskan siangnya untuk menjalani terapi fisik dan pernapasan.





















